Kumpulan Askep Skripsi Pathway Tesis Keperawatan Kesehatan

Selasa, 19 Juli 2016

Askep kanker Serviks

Askep kanker Serviks
CARSINOMA SERVIKS

Pengertian.
Kanker merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epitelial yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.              (Dorland, 1998: 185)
Ca. Serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan epitel pada daerah serviks uteri. (Wilson and Price, 1995: 1137)

Etiologi dan Faktor Predisposisi
Penyebabnya yang pasti belum diketahui secara jelas. Tetapi terdapat beberapa faktor pendukung terjadinya Ca. Serviks antara lain:
1. Wanita yang berhubungan seks pada umur < 17 tahun
2. Sering berganti-ganti pasangan seks
3. Wanita yang sering melahirkan
4. Wanita perokok
5. Infeksi HIV.
6. Higiene seks yang jelek.

Parofisiologi
Serviks mempunyai dua jenis sel epitel yang melapisi nektoserviks dan endoserviks, yaitu sel epitel kolumner dan sel epitel squamosa yang disatukan oleh Sambungan Squamosa Kolumner (SSK)/ Squamosa Columner Junction (SCJ)
Pada awalnya metaplasia (proses pergantian epitel kolumner dan squamosa) berlangsung fisiologis. Namun dengan adanya mutagen dari agen yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti sperma, virus herpes simplek tipe II, maka yang semula fisiologis berubah menjadi displasia. Displasia merupakan karakteristik konstitusional sel seperti potensi untuk menjadi ganas.
Hampir semua ca. serviks didahului dengan derajat pertumbuhan prakanker yaitu displasia dan karsinoma insitu. Proses perubahan yang terjadi dimulai di daerah Squamosa Columner Junction (SCJ) atau SSK dari selaput lendir portio. Pada awal perkembangannya, ca. serviks tidak memberikan tanda-tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan speculum, tampak sebagai portio yang erosive (metaplasia squamosa) yang fisiologik atau patologik.

Tumor dapat tumbuh sebagai berikut:
1. Eksofitik, mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliferasi yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
2. Endofitik, mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
3. Ulseratif, mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.

Displasia pada serviks disebut Neoplasia Servikal Intraepitelial (CIN). CIN ada tiga tingkatan yaitu:
a. CIN I     : displasia ringan, terjadi di epitel basal lapisan ketiga, perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel epitel kedua dan ketiga.
b. CIN II   : displasia sedang, perubahan ditemukan pada epitel yang lebih rendah dan pertengahan, perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel epitel ketiga.
c. CIN III  : displasia berat, terjadi perubahan nucleus, termasuk pada semua lapis sel epitel, diferensiasi sel minimal dan karsinoma insitu.

Manifestasi klinis
Tanda dan gejala stadium awal Ca. Serviks jarang terdeteksi. Pada tahap lanjut, tanda dan gejalanya lebih jelas terlihat, diantaranya adalah:
1. perdarahan spontan
2. perdarahan saat defekasi keluhan
3. perdarahan berbau busuk yang khas
4. nyeri diatas pubis dan sekitar panggul
5. perdarahan yang dialami segera setelah coitus.
6. busuk dan tidak gatal.
7. keputihan yang purulen, berbau
8. anemia
9. cepat lelah
10. kehilangan berat badan

Klasifikasi dari Ca. Serviks  (FIGO, 1978)
1. stadium 0 : Karsinoma intraepithelial. Stadium ini tidak dimasukkan kedalam       statistic terapetik untuk karsinoma invasive.
2. stadium I : karsinoma terbatas pada serviks
3. stadium Ia : karsinoma invasive hanya ditemukan secara mikroskopik
4. stadium Ib : lesi infasif > 5 mm
5. stadium Ib1 : lesi klinis berukuran < 4mm
6. stadium Ib2 : lesi klinis > 4mm
7. stadium II : karsinoma meluas melampaui serviks, tetapi belum meluas pada dinding panggul, karsinoma melibatkan vagina tetapi tidak sampai 1/3 bagian bawah
8. stadium IIa : mengenai vagina tetapi tidak jelas mengenai parametrium
9. stadium IIb : jelas sampai ke parametrium, tetapi belum sampai kedinding panggul
10. stadium III : karsinoma keluar sampai dinding panggul, tumor mencapai 1/3 bawah vagina
11. stadium IIIa : tidak mencapai dinding panggul tapi 1/3 bawah vagina terkena
12. stadium IIIb : perluasan ke dinding panggul atau hidronefrosis atau ginjal tidak berfungsi.
13. stadium IV : proses keganasan telah keluar dari dinding panggul kecil dan melibatkan mukosa rectum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastase keluar panggul atau ketempat yang jauh.
14. stadium IVa : penyebaran sampai organ didekatnya
15. stadium IVb : telah bermetastase jauh.

Pencegahan
1. Personal Higiene yang baik, terutama daerah genitalia
2. Penggunaan obat yang terkontrol
3. Gaya hidup yang baik
4. Circumcici bagi pasangan
5. lingkungan yang baik
6. Pap smears atau cervical smears
Untuk wanita yang aktiv sexualitasnya, satu tahun sekali.
Untuk wanita yang biasa, mulai umur 18 tahun, tiap 2 tahun sekali.

Penatalaksanaan Medis
Tingkat penatalaksanaan
0
Ia
IIa, IIb


III, IIIb, IV
IV, IVb Biopsy kerucut, histerektomi transvaginal.
Biopsy kerucut, histerektomi transvaginal.
Histerektomi radikal dengan limfadenopati panggul dan evaluasi, kelenjar limfe para-aorta (bila terdapat metastase dilakukan radioterapi pasca pembedahan.
Histerektomi transvaginal.
Radioterapi, kemoterapi, palliative.


A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menururt Lynda Juall Carpenitto, 1998 ;
1. Ansietas b.d. Hospitalisasi dan ketidak pastian tentang hasil yang diharapkan.
2. Berduka b.d. kehilangan fungsi tubuh dan efek Ca yang dirasakan pada gaya hidup.
3. Perubahan pola seksualits b.d. perubahan anatomis, nyeri, perubahan citra diri.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual dan muntah sekunder terhadap penyakit dan pengobatan
5. Ketidak berdayaan b.d. ketidakpastian tentang prognosis dan hasil pengobatan Ca.
6. Konflik pengambilan keputusan b.d. pilihan-pilihan modalitas perawatan
7. gangguan konsep diri b.d. perubahan anatomi sekunder terhadap Ca.
8. Distres spiritual b.d. konflik yang berpusat arti kehidupan sekunder terhadap Ca.
9. Perubahan pada membrane mukosa oral b.d. efek khemotherapy.
10. konstipasi kronik b.d. efek khemotherapy

B. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Intervensi tujuan
Klien memiliki koping mekanisme yang positif.
Intervensi tindakan:
a. Kaji tingkat kecemasan klien
b. Alihkan perhatian klien (berdoa, menonton televisi, membaca buku)
c. Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa semuanya adalah cobaan dari Tuhan.
d. Tenangkan klien dan beri rasa aman.
e. Dengarkan keluhan klien.
f. Beri pendampingan dan support pada klien

2. Intervensi tujuan
Klien dapat menerima keadaannya dan mengembangkan nilai positif pada dirinya.
Intervensi tindakan:
a. Beri motivasi klien agar tidak putus asa.
b. Beri alternativ pemecahan masalah yang baik
c. Lakukan komunikasi therapeutic yang efektif dengan klien dengan melibatkan keluarga.
d. Dengarkan permasalahan klien secara empati.
3. Intervensi tujuan
Klien dan pasangannya dapat memahami bahwa seksualitas tidak hanya terbatas aktivitas fisik
Intervensi tindakan:
a. Jelaskan pada klien dan pasangan bahwa seksual tidak hanya terbatas aktivitas fisik.
b. Suport suami untuk memberi perhatian dengan penuh kasih sayang.
c. Hindari kontak yang bersifat negative.
d. Alihkan kegiatan seksual fisik klien dengan kegiatan seksual psikologis.
4. Intervensi tujuan
Nutrisi klien dapat kembali normal atau mendekati normal.
Intrvensi tindakan:
a. Kaji nafsu makan klien
b. Beri porsi makan kecil tapi sering dan menarik.
c. Kaji porsi makan yang dihabiskan
d. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk perbaikan kondisi fisik.
e. Temani klien saat makan bila diperlukan.
f. Timbang / monitor BB tiap 2 hari sekali
g. Ciptakan lingkungan yang kondusif.


DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung : Elemen.
Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.
G.W Garland and Joan M.E, 1999, Quickly Obstetric and ginekology of Nurses, English University Press, London
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.
Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta
Manuaba. (2001). Kapita Selekta  Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC.
Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta : EGC.

Pathway

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Askep kanker Serviks

0 komentar:

Posting Komentar